Riset Kata Kunci agar Bisnis Mudah Ditemukan

Riset Kata Kunci adalah titik awal dari semua aktivitas SEO dan Content Marketing yang berhasil. Jika fondasi strategis (Fase 0) adalah tentang memahami pelanggan Anda, maka riset kata kunci adalah tentang membaca pikiran mereka saat mereka menggunakan Google.

Mari kita bedah prosesnya langkah demi langkah dengan cara yang paling sederhana.


Tujuan Utama: Tujuan dari riset kata kunci bukan sekadar mengumpulkan banyak kata, tapi untuk memahami APA yang dicari Persona Anda, BAGAIMANA mereka mencarinya (frasa apa yang mereka gunakan), dan MENGAPA mereka mencarinya (apa niat di baliknya).

Langkah 1: Brainstorming “Seed Keywords” (Kata Kunci Benih)

Lupakan dulu semua tools canggih. Mulailah dengan aset terbesar Anda: pemahaman tentang bisnis dan pelanggan Anda. Ambil pulpen dan kertas, atau buka dokumen kosong.

Tuliskan jawaban dari beberapa pertanyaan ini:

  • Topik Utama: Tulis 5-10 topik yang paling relevan dengan bisnis Anda. (Contoh: “makanan sehat”, “diet”, “katering kantor”, “hidup produktif”).
  • Pikirkan Seperti Persona Anda: Jika Anda adalah “Budi si Manajer Sibuk”, apa yang akan Anda ketik di Google saat jam makan siang? Mungkin bukan “kuliner”, tapi lebih spesifik seperti “makan siang sehat kantor” atau “cara agar tidak ngantuk setelah makan”.
  • Daftar Produk/Layanan Anda: Tuliskan nama produk atau layanan Anda secara spesifik. (Contoh: “katering makan siang”, “langganan makanan sehat mingguan”, “paket diet mayo”).

Kata-kata dan frasa inilah yang disebut “Seed Keywords” atau kata kunci benih. Ini adalah titik awal kita.

Langkah 2: Perluas Daftar dengan “Asisten Gratis” dari Google

Sekarang, kita akan “menanam” kata kunci benih tadi dan melihat apa saja yang tumbuh. Kita tidak perlu alat berbayar, cukup gunakan Google itu sendiri.

  1. Gunakan Google Autocomplete: Buka Google.co.id. Ketik salah satu seed keyword Anda, misalnya “katering sehat”, tapi jangan tekan Enter. Perhatikan saran yang otomatis muncul di bawahnya. Itu adalah frasa yang paling sering dicari orang.
    • Contoh: Anda mengetik “katering sehat”, Google mungkin menyarankan “katering sehat jakarta selatan”, “katering sehat untuk diet”, “katering sehat harian”. Catat semua yang relevan!
  2. Lihat “Orang juga bertanya” (People Also Ask): Lakukan pencarian. Di tengah halaman hasil, Anda akan sering melihat kotak berjudul “Orang juga bertanya”. Ini adalah tambang emas pertanyaan yang diajukan oleh Persona Anda.
  3. Cek “Penelusuran terkait” (Related Searches): Scroll ke bagian paling bawah halaman hasil pencarian. Di sana ada 8 frasa lain yang terkait dengan pencarian Anda. Ini sangat bagus untuk menemukan variasi kata kunci.

Dari tiga metode gratis ini saja, daftar kata kunci Anda yang tadinya hanya 5, kini bisa berkembang menjadi 30-50 ide.

Langkah 3: Analisis & Pilih Kata Kunci yang Tepat

Memiliki daftar panjang itu bagus, tapi sekarang kita harus memilih mana yang akan menjadi prioritas. Ada dua filter utama yang harus Anda gunakan:

  1. Niat Pencarian (Search Intent): Apa maksud seseorang ketika mengetik kata kunci itu?
    • Informasional: Mereka mencari informasi. (Contoh: “manfaat makan siang sehat”). Ini cocok untuk konten blog tahap Awareness.
    • Komersial: Mereka menimbang-nimbang pilihan. (Contoh: “katering sehat terbaik di jakarta”). Ini cocok untuk artikel perbandingan atau halaman layanan tahap Consideration.
    • Transaksional: Mereka siap untuk membeli. (Contoh: “harga katering sehat bulanan”). Ini cocok untuk halaman produk/pemesanan tahap Purchase.
    • Navigasional: Mereka mencari website spesifik. (Contoh: “[nama brand katering anda]”).
  2. Tingkat Kesulitan (Keyword Difficulty):
    • Analogi: Ini seperti memilih lawan bertanding. Apakah Anda mau langsung melawan juara dunia, atau memulai dari juara tingkat kecamatan?
    • Kata kunci umum seperti “makanan sehat” (disebut Short-Tail Keyword) punya volume pencarian tinggi tapi sangat sulit dimenangkan karena pesaingnya adalah website-website raksasa.
    • Kata kunci yang lebih panjang dan spesifik seperti “harga katering sehat harian di jakarta selatan” (disebut Long-Tail Keyword) punya volume lebih rendah, tapi pesaingnya lebih sedikit dan niatnya sangat jelas.
    • Saran untuk pemula: Fokuslah pada Long-Tail Keyword! Peluang Anda untuk mendapatkan peringkat jauh lebih tinggi.

Langkah 4: Petakan Kata Kunci ke Customer Journey

Ini adalah langkah final yang menyatukan semua riset Anda dengan fondasi strategis yang telah kita bangun.

  • Awareness: Gunakan kata kunci Informasional untuk membuat artikel blog atau video. (Contoh: “7 Makanan yang Bikin Fokus Kerja”).
  • Consideration: Gunakan kata kunci Komersial untuk membuat halaman layanan, studi kasus, atau artikel perbandingan. (Contoh: “Perbandingan Katering A vs Katering B”).
  • Purchase: Gunakan kata kunci Transaksional untuk halaman pemesanan Anda. (Contoh: “Pesan Paket Katering Sehat Mingguan”).

Dengan cara ini, Anda tidak hanya asal membuat konten, tetapi membuat konten yang tepat untuk orang yang tepat di waktu yang tepat.


Jadi, prosesnya adalah: Brainstorm -> Perluas dengan Google -> Analisis Niat & Kesulitan -> Petakan ke Journey.

Teori ini akan jauh lebih mudah dipahami dengan praktik.

Leave a Comment